Kompas.tv - 14 April 2025, 17:00 WIB
`; var no = 1; this.response.items.forEach(function(data, index) { if(no<=8){ var thumbnail = data.thumbnail; if (data.thumbnail.toLowerCase().indexOf(".a_675_380.") >= 0) { data.thumbnail = data.thumbnail.replace(".a_675_380.", "."); } if (data.thumbnail.toLowerCase().indexOf("library/image/thumbnail") >= 0) { // thumbnail artikel video thumbnail = data.thumbnail.replace(".jpg", ".a_316_177.jpg"); } else if (data.thumbnail.toLowerCase().indexOf("library/image/content_article/article_img") >= 0) { // thumbnail artikel teks thumbnail = data.thumbnail.replace("article_img", "desktop_thumbnail"); } rv +=`
`; } no++; }); rv += `
JAKARTA, KOMPAS.TV -Film “Pengepungan di Bukit Duri” menjadi perbincangan hangat di jagat sinema Indonesia. Disutradarai oleh maestro genre gelap dan penuh tensi, Joko Anwar, film ini menghadirkan pengalaman sinematik yang intens dengan campuran aksi, kriminal, thriller, dan drama psikologis.
Film ini diproduksi olehCome and See Pictureyang bekerjasama dengan Amazon MGM Studios.
Dengan bintang utama Morgan Oey, Omara N. Esteghlal, dan Hana Malasan, film ini menyajikan cerita yang tidak biasa—tentang seorang guru yang menyusup ke sekolah keras demi mencari keponakannya yang hilang, hanya untuk terjebak dalam kekacauan yang lebih besar dari sekadar ruang kelas.
Sekolah Brutal, Murid Berbahaya, dan Negara di Ambang Krisis
Film ini mengangkat latar SMA Duri, sebuah sekolah fiktif tempat anak-anak bermasalah dari berbagai latar belakang dikumpulkan. Di balik pagar sekolah itu, tersembunyi dunia yang tidak diatur oleh kurikulum, tetapi oleh kekerasan dan hukum rimba.
Baca Juga: Bobon Santoso Resmi Patenkan 'Masak Besar', Serukan Kreator Lindungi Karya Orisinal
Tokoh utama, Edwin, masuk ke sekolah ini dengan satu tujuan mulia—menepati janji pada mendiang kakaknya untuk menemukan keponakannya yang hilang.
Namun yang ia temukan justru mimpi buruk: para siswa yang brutal, kekacauan yang mengakar, dan sebuah skenario mengerikan di mana para guru harus berjuang menyelamatkan diri dari serangan siswa sendiri.
Ketika kekacauan kota meletus dan semua akses keluar tertutup, sekolah berubah menjadi medan pertempuran, di mana Edwin harus bertarung, bukan hanya demi hidupnya sendiri, tapi juga untuk melindungi keponakannya.
Dalam unggahan akun X resminya, Joko Anwar menyampaikan,film ini lebih dari sekadar aksi menegangkan. Ia menulis:
“Negara kita itu seperti kaca tipis. Kalau kita tidak melakukan apa-apa, maka tunggu pecahnya. Kita sedang tidak baik-baik saja.” – @jokoanwar
Melalui narasi dan simbolisme yang kental, “Pengepungan di Bukit Duri” menyampaikan kritik terhadap situasi sosial-politik Indonesia saat ini—di mana ketidakadilan, kekerasan struktural, dan kesenjangan sosial terus menumpuk dan siap meledak kapan saja.
Film ini dijadwalkan tayang 17 April 2025 serentak di seluruh bioskop Indonesia. Karena mengandung adegan kekerasan, bahasa kasar, dan tensi psikologis tinggi, film ini hanya disarankan untuk penonton usia 17 tahun ke atas.
Baca Juga: Ari Bias Bongkar Sengketa dengan Agnez Mo, Tak Ada Niat Nyerang Cuma Nuntut Hak
Sinopsis Pengepungan di Bukit Duri
Edwin, seorang pria biasa dengan masa lalu kelam, melakukan perjalanan emosional untuk menemukan keponakan yang sempat hilang sejak lama.
Pencarian itu membawanya ke SMA Duri—tempat segala kemungkinan buruk bisa terjadi. Saat Edwin akhirnya menemukan keponakannya, kota tempat sekolah itu berada dilanda kerusuhan besar.
Sekolah pun terkunci total, dan Edwin bersama para guru lainnya harus bertahan hidup dari teror brutal para murid.
Sumber : Kompas TV